Bentuk Asli Buah Khuldi, Ini Faktanya

Bentuk Asli buah khuldi pada dasarnya masih menjadi kontroversi. Namun, sebagaimana yang dijelalskan dalam Al quran banyak disebutkan beberapa nama pohon dan buah yang berasal dari surga dan tanaman buah-buahan ini juga tumbuh di bumi.



Diantaranya buah yang banyak disebutkan di dalam al-Qur'an dalah buah Zaitun, Pisang, Kurma, Anggur, Delima, Buah Tin dan sebagainya. Buah-buahan ini disebutkan adalah salah satu tumbuhan yang berasal dari surga dan juga tumbuh di bumi. Lalu ada banyak pakar yang menyangka bahwa salah satu buah-buahan tersebut adalah buah khuldi, buah yang menyebabkan Nabi Adam keluar dari surga. Misalnya buah tin. Karena buah-buahan ini memang berasal dari surga, benarkah demikian?

Untuk memperjelas lagi apa sebenarnya yang terjadi ketika Nabi Adam memakan buah tersebut, diriwayatkan alkisah nabi Adam setelah selesai memakan buah khuldi, lalu nabi Adam merasakan perutnya melilit dan ia sangat ingin buang hajat. Lazimnya para penghuni surga tidak akan pernah merasakan dirinya ingin buang hajat, karena apapun yang ada di surga adalah suci tanpa noda apalagi najis kotoran dan orang yang memakan buah-buahan di surga tidak akan menimbulkan sakit perut. Apa yang dimakan nabi adam ini yang membuat dirinya ingin buang hajat maka itu adalah kesalahan yang ditimbulkan oleh si buah tersebut.

Nabi saw pernah bersabda;”Adam kemudian bergerak mengitari surga, dan Allah mengutus malaikat untuk menanyainya. Adam as. Pun menjawab;”Aku ingin membuang kotoran yang menusuk dalam perutku.” Difirmankan kepada malaikat;”Katakan padanya, dimana kamu ingin membuangnya! Diatas tempat tidurkah, tahta, sungai-sungai atau dibawah pepohonan. Apakah ada tempat yang pantas untuk itu! Maka turun sajalah ke dunia.

Dan itulah sebabnya, meski Allah sudah menerima maaf Nabi Adam atas kesalahannya melanggar larangan mendekati pohon khuldi, tetapi efek dari memakan buah tersebut tidak bisa dihindari. Aurat-auratnya tersingkap dan ia harus membuang hasil makanannya tersebut di tempat selain surga. Maka turunlah Nabi adam dan Siti Hawa ke bumi.

Meski dalam rencana awal, Allah memang ingin menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Namun scenario itu dibuat dalam keadaan manusia yang sebaik-baiknya, yaitu manusia pada saat itu adalah suci layaknya malaikat. Keadaan Nabi Adam sebelum memakan buah itu adalah manusia setengah malaikat, karena dalam dirinya hanya hidup nafsu mutmainah (nafsu pada kebaikan dan ketaatan kepada Allah swt). Tetapi setelah kejadian tragedy makan buah terlarang ini, yang juga mengakibatkan tersingkapnya aurat atau munculnya hawa nafsu yang buruk (nafsu lawamah) dalam diri Nabi Adam. Maka Itu sepenuhnya sudah menjadi resiko yang harus ditanggung manusia sendiri. Maka dari itu Allah berfirman dalam Kitabnya SURAT Al Araf ayat 24;

“Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebagian dari kalian akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu memiliki tempat tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) dimuka bumi sampai waktu yang ditentukan.”

Dan akhirnya manusia yang turun ke bumi adalah manusia yang memiliki dua sifat hawa nafsu, mutmainah dan lawamah. Mana diantara kedua sifat nafsu ini yang dominan, maka itu yang akan menjadi pemimpin bagi dirinya. Manusia yang suka mensucikan diri maka ia akan menghidupkan nafsu mutmainah mengalahkan nafsu lawamah (nafsu tercela), namun manusia yang suka berjalan di sisi kemaksiatan maka ia akan menghidupkan nafsu lawamah.

Apa itu Hawa Nafsu Mutmainah dan Lawamah? Hawa nafsu Lawamah adalah hawa nafsu yang menuju kegelapan atau nafs tercela yang tidak sempurna ketenangannya terutama ketika lupa kepada Allah swt. Sedangkan hawa nafsu Mutmainah adalah nafsu yang tidak terpengaruh oleh goncangan hawa nafsu dunia dan syahwat, ia selalu stabil menuju kebaikan dan menjadi imam (petunjuk) bagi seluruh anggota tubuh lainnya.

Dengan demikian, sampai di sini kita bisa menyimpulkan dua hal, pertama bahwa buah yang dimakan nabi adam itu bukan buah-buahan asli dari surga, karena efek dari memakannya adalah mengakibatkan manusia harus kembali ke asal datangnya buah tersebut yaitu bumi. Buah ini memang tumbuh di surga, sebagaimana buah anggur dan zaitun yang berasal dari surga namun juga bisa tumbuh di muka bumi. Namun tidak ada yang bisa memastikan pohon apa yang dimaksud Al quran jika memang buah ini tumbuh juga di bumi. Harusnya manusia lebih mengetahui, karena manusia juga menetap di muka bumi, tetapi sayangnya ini masih menjadi rahasia Allah swt hingga saat ini.

Kesimpulan kedua, bahwa hakikatnya manusia diciptakan adalah sempurna lahir dan bathin, namun akibat kesalahan yang dilakukan nabi Adam sehingga mengakibatkan timbulnya hawa nafsu lawamah dalam diri manusia, maka manusia harus berupaya sendiri membebaskan dirinya dari cengkraman hawa nafsu tersebut jika kelak ingin kembali menjadi penghuni surga. Karena pada kenyataannya surga tidak menerima orang yang dalam dirinya tertanam nafsu lawamah (nafsu tercela). Surga hanya mau menerima manusia yang suci dengan nafsu mutmainah (nafsu kebaikan) yaitu manusia yang selalu mensucikan diri dari berbagai perbuatan hina dan dosa.


TEMA ARTIKEL TENTANG BUAH KHULDI

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Fikih dalam kehidupan Sehari-hari dan Sumber Hukumnya

Contoh Syariah dalam kehidupan Sehari-hari

Buah Khuldi itu sebenarnya Buah Apa Sih? Ini Faktanya