Ayat al-Quran yang Menerangkan tentang Akhlakul Karimah

Allah SWT berfirman yang artinya “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199).

Ayat ini singkat namun padat dan mengandung arti yang begitu luas, dengan kalimatnya yang singkat ia sudah mencakup seluruh aspek akhlaqul karimah. Ayat ini memerintahkan kita kepada tiga hal:

Kata خذ العفو (maafkanlah) memerintahkan kita untuk memaafkan orang yang bersalah, menyambung tali silaturrahmi kepada saudara yang mememutuskannya, memperbaiki hubungan dengan orang lain, memaafkan orang yang menyakiti kita dan lain sebagainya. Kalimat ini mengandung segala bentuk memaafkan dan bersabar terhadap orang lain.

Kata وَأمُر بِلعُرفِ (suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf (baik).) mengandung perintah untuk menyeru kepada segala hal yang dianggap baik dalam syariat, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Kata وَأَعرِض عَنِ ٱلجَٰهِلِينَ (berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh) mengandung perintah untuk bersabar dan berpaling dari orang-orang bodoh serta memuliakan diri dengan tidak berdebat dengan mereka. Seorang penyair arab berkata:

إذا تكلم السفيه فلا تجبه               فخير من إجابته السكوت

سكت عن السفيه فظن أني            عييت عن الجواب وما عييت

Jika orang bodoh berbicara maka janganlah engkau menjawabnya,

Diam itu lebih baik daripada menjawabnya,

Saya bersikap diam terhadap seseorang yang bodoh,

Maka dia mengira aku tak bisa menjawabnya padahal aku bukan tak bisa menjawabnya.

Sebagian ulama berkata, “ayat ini mengandung kaedah-kaedah syariat, tak satupun kebaikan dalam syariat kecuali telah dikandungnya, atau keutamaan akhlaq kecuali telah dijelaskannya. Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan Nabinya SAW dengan tiga hal yang semuanya adalah pokok-pokok umum syariat tentang akhlaq seseorang dan etika dalam bersikap.”

Al-Alusi berkata, “lebih dari satu ulama menyebutkan bahwasanya tidak ada di Al-Qur’an ayat yang lebih mencakup Akhlaq-akhlq mulia daripada ayat ini, yang initinya –sebagaimana yang mereka katakan- adalah bergaul dengan orang lain dengan baik, mencurahkan sedikit yang kita miliki demi berbuat baik kepada mereka, bersabar terhadap kesalahan-kesalahan mereka.” (Ruhul Ma’aniy, karya Al-Alusi 5/137)

Syaikh As-Sa’diy rahimahullah berkata, “ini adalah ayat yang bermakna luas tentang berakhlaq baik dengan orang lain, dan apa saja yang harus kita lakukan dalam bersosialisasi dengan mereka.” (Tafsir As-Sa’diy Hal. 313)

Ayat ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain beliau bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat tinggalnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya” (HR. Tirmidzi, shahih)

Keutamaan berakhlaq mulia semakin jelas dalam sabdanya yang berbunyi:

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia” (HR. Tirmidzi, shahih)

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kesalahan penulisan huruf arab,

Disusun oleh Arinal Haq

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Fikih dalam kehidupan Sehari-hari dan Sumber Hukumnya

Buah Khuldi itu sebenarnya Buah Apa Sih? Ini Faktanya